Delegasi Kabupaten Belu dan Timor Leste Jajaki Kerjasama Perbatasan
BELU (8/7/2025) – Wakil Bupati Belu, dalam pertemuan informal dengan Wakil Perdana Menteri Timor Leste di Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Motaain, menekankan pentingnya kerjasama ekonomi antar kedua negara. Pertemuan ini difokuskan pada penguatan kerja sama ekonomi di wilayah perbatasan kedua negara, serta peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat.
Pertemuan dihadiri oleh Wakil Bupati Belu Vicente Gonsalves Hornai, dan Wakil Perdana Menteri Timor Leste Mariano Assanami Sabino dari Pemerintah Republik Demokratik Timor Leste (RDTL), Turut hadir pula perwakilan dari Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur, pejabat imigrasi dan bea cukai dari kedua negara, serta para pemangku kepentingan lainnya.
Dalam pertemuan tersebut, kedua belah pihak membahas sejumlah isu krusial terkait peningkatan kerjasama ekonomi di perbatasan. Diskusi difokuskan pada optimalisasi potensi ekonomi lokal, peningkatan akses pasar bagi produk lokal, serta penyederhanaan prosedur perlintasan barang dan orang. Khususnya, ditekankan pentingnya pengembangan infrastruktur pendukung, seperti peningkatan fasilitas PLBN Motaain dan pengembangan aksesibilitas transportasi.

Wakil Bupati Belu, dalam sambutannya, menyampaikan puji syukur dan menekankan pentingnya pertemuan ini sebagai langkah untuk menindaklanjuti kesepakatan sebelumnya antara Bupati Belu dan Menteri Perdagangan Timor Leste pada 2 Juli lalu. Ia berharap pertemuan ini dapat menjadi forum terbuka untuk mengevaluasi dan memperkuat kerjasama di bidang perdagangan, sosial budaya, dan silaturahmi, demi pertumbuhan ekonomi di kawasan perbatasan. Wakil Bupati juga meminta perhatian lebih dari pemerintah pusat dan provinsi NTT untuk mendukung pengembangan ekonomi perbatasan, serta pelestarian nilai-nilai sosial budaya masyarakat setempat.
Wakil Perdana Menteri Timor Leste Mariano Assanami Sabino dalam sambutannya, menyatakan komitmennya untuk memperkuat hubungan bilateral dan kerja sama ekonomi dengan Kabupaten Belu. Ia menekankan pentingnya persaudaraan dan kerjasama tanpa batas administratif, demi kesejahteraan masyarakat perbatasan.
Beberapa poin penting yang dibahas dan disepakati dalam pertemuan tersebut antara lain:
- Perpanjangan jam operasional PLBN Motaain: Diusulkan perpanjangan waktu operasional untuk lalu lintas orang hingga pukul 20.00 WIT dan untuk barang hingga pukul 17.00 WITA. Diharapkan pula operasional PLBN dimulai pukul 05.00 atau 06.00 WITA setiap Senin untuk mengakomodasi kebutuhan warga Timor Leste yang bekerja di Indonesia.
- Layanan ambulans 24 jam: Disepakati perlunya akses ambulans 24 jam untuk keperluan darurat medis antar kedua negara.
- Sistem gifting selama istirahat makan siang: Untuk memastikan kelancaran lalu lintas selama jam istirahat makan siang, diusulkan sistem gifting (sistem pengaturan waktu yang fleksibel) agar perlintasan tetap berjalan.
- Kegiatan perdagangan dan pariwisata
Perwakilan Pemerintah RDTL menyampaikan apresiasi atas inisiatif pertemuan ini dan menekankan pentingnya kerjasama bilateral yang kuat untuk mengatasi tantangan dan memanfaatkan peluang ekonomi di wilayah perbatasan dan juga menyampaikan komitmen untuk mendukung upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat di kedua sisi perbatasan.

Wakil Perdana Menteri RDTL menegaskan bahwa hubungan antara Timor Leste dan wilayah perbatasan Indonesia (Timor Barat) harus didasarkan pada persaudaraan dan persahabatan, namun juga ditunjang oleh pengelolaan perbatasan yang efektif untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Beliau menekankan pentingnya memastikan agar keberadaan perbatasan tidak menimbulkan kerugian bagi masyarakat, melainkan justru menjadi pendorong kesejahteraan.
Lebih lanjut, beliau menjelaskan bahwa pendekatan kultural juga menjadi kunci dalam kerjasama ini. Mengingat sejarah dan ikatan keluarga yang masih kuat antara masyarakat di kedua sisi perbatasan, pengelolaan perbatasan harus dilakukan dengan cara yang nyaman, teratur, dan bermartabat bagi seluruh warga. Beliau juga menyinggung adanya warga Timor Leste yang memilih menjadi warga negara Indonesia, sebagai bukti kuat ikatan persaudaraan tersebut.
Wakil Perdana Menteri RDTL menyampaikan harapannya agar koordinasi antara pihak sipil dan militer dari kedua negara, termasuk kepolisian patroli perbatasan, dapat terus ditingkatkan. Beliau juga menekankan pentingnya pengembangan infrastruktur seperti bandara dan pelabuhan di kedua sisi perbatasan sebagai pintu masuk bagi peningkatan kerjasama ekonomi. Kehadiran infrastruktur ini, diharapkan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat di kedua negara.
Secara operasional, Wakil Perdana Menteri RDTL menyerahkan kepada tim teknis untuk merumuskan langkah-langkah yang lebih baik dalam mengelola perbatasan, demi mencapai kemakmuran bersama dan memperkuat persaudaraan. Beliau optimis bahwa pertemuan ini akan menghasilkan hasil yang positif dan bermanfaat bagi hubungan kedua negara.
Pertemuan antara delegasi Kabupaten Belu dan Timor Leste menunjukkan potensi kerjasama yang besar antara kedua wilayah. Setelah membahas berbagai peluang kerjasama, kedua pihak sepakat untuk membawa beberapa poin penting ke tingkat pemerintah pusat Indonesia dan Timor Leste untuk dibahas lebih lanjut. Hal ini menunjukkan komitmen kedua negara untuk memperkuat hubungan bilateral dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di wilayah perbatasan. Diharapkan pembahasan di tingkat pusat akan menghasilkan kesepakatan yang menguntungkan kedua belah pihak.
Pertemuan di PLBN Motaain ini diharapkan dapat menjadi langkah awal yang signifikan dalam memperkuat hubungan bilateral antara Pemerintah Kabupaten Belu dan Pemerintah RDTL, serta mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan di wilayah perbatasan.