Kolaborasi Lintas Sektor Mengangkat Pariwisata Belu: Gerbang Timur Indonesia Siap Menyusul Labuan Bajo
Atambua,— Dalam upaya memperkuat potensi pariwisata di wilayah perbatasan, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia melalui Asisten Deputi Pengembangan Amenitas dan Aksesibilitas Pariwisata Wilayah II, yang juga menjabat sebagai Plt. Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF), Dwi Marhen Yono, S.STP, M.Si, menggelar Workshop Pengembangan Pariwisata Kabupaten Belu, bertempat di Gedung Wanita Betelalenok, Atambua, pada Jumat (07/11/2025).
Kegiatan ini dihadiri oleh Forkopimda Kabupaten Belu, Staf Ahli Kabupaten Belu, Pimpinan Perangkat Daerah Kabupaten Belu, pelaku usaha pariwisata, komunitas kreatif, akademisi, serta tokoh masyarakat yang memiliki perhatian besar terhadap pengembangan destinasi wisata di kawasan perbatasan.

Dalam sambutannya, Dwi Marhen Yono menekankan pentingnya sinergi antar pemangku kepentingan dalam membangun pariwisata yang berkelanjutan.
“Kabupaten Belu memiliki potensi luar biasa mulai dari keindahan alam, budaya yang kaya, hingga keramahan masyarakatnya. Namun, untuk menjadikannya destinasi unggulan, dibutuhkan kolaborasi kuat antara pemerintah, masyarakat, dan pelaku usaha,” ujarnya.

Workshop ini juga membahas secara mendalam strategi penguatan amenitas, aksesibilitas, dan atraksi wisata sebagai tiga pilar utama dalam pengembangan destinasi. Melalui sesi diskusi interaktif, para peserta diberi kesempatan untuk berbagi gagasan dan menyampaikan tantangan yang dihadapi di lapangan, seperti keterbatasan infrastruktur pendukung dan promosi wisata yang masih minim.
Selain itu, Dwi Marhen juga memaparkan rencana strategis pengembangan kawasan pariwisata terpadu di wilayah perbatasan, termasuk peluang kolaborasi dengan daerah sekitar, serta sinergi lintas batas dengan Timor Leste.

Bupati Belu, Willybrodus Lay, S.H, dalam kesempatan yang sama menyampaikan apresiasi kepada Kementerian Pariwisata atas perhatian dan dukungan nyata terhadap pengembangan sektor pariwisata di Belu.
“Kegiatan ini membuka wawasan baru bagi kami di daerah untuk mengelola potensi yang ada secara profesional dan berkelanjutan,” ujarnya.
Suasana workshop berlangsung hangat dan partisipatif. Peserta aktif berdiskusi, memberikan ide-ide inovatif seperti pengembangan desa wisata berbasis budaya, promosi digital pariwisata lokal, dan peningkatan kualitas SDM pariwisata.
Menutup kegiatan, Dwi Marhen Yono mengajak seluruh peserta untuk terus berinovasi dan menjaga komitmen bersama dalam membangun citra positif pariwisata Belu.
“Labuan Bajo sudah dikenal dunia. Kini saatnya Belu menyusul dengan karakter uniknya sebagai wajah pariwisata di gerbang timur Indonesia,” tegasnya.
Dengan semangat kolaborasi dan dukungan lintas sektor, diharapkan kegiatan ini menjadi langkah nyata menuju Belu sebagai destinasi unggulan di kawasan perbatasan yang mampu menarik wisatawan domestik maupun mancanegara.
