Belu Bergerak: Edukasi Komprehensif Melawan TBC dan Stunting di Tingkat Desa/Kelurahan
Atambua,– Kabupaten Belu kembali menunjukkan komitmennya dalam peningkatan kesehatan masyarakat melalui program Diseminasi Kelurahan/Desa Siaga Tuberkulosis (TBC) dan Penanggulangan Stunting. Inisiatif strategis ini menyasar langsung tingkat komunitas, memberdayakan masyarakat agar lebih proaktif dalam mendeteksi dan menanggulangi dua masalah kesehatan krusial yang masih menjadi tantangan di Indonesia, khususnya di wilayah perbatasan. Kegiatan ini dilaksanakan di Aula Lantai 1 Kantor Bupati Belu, Rabu (30/07/2025).
Program diseminasi ini dirancang untuk menyebarkan informasi dan pengetahuan secara masif kepada kader kesehatan, tokoh masyarakat, dan warga di seluruh Kelurahan dan Desa di Kabupaten Belu. Dengan pendekatan yang terintegrasi, diharapkan terbentuk kesadaran kolektif untuk mengenali gejala TBC sejak dini, pentingnya pengobatan teratur hingga tuntas, serta upaya pencegahan penularannya.

Di sisi lain, fokus pada penanggulangan stunting juga menjadi prioritas utama. Stunting, atau kondisi gagal tumbuh pada anak, merupakan masalah kesehatan serius yang memerlukan perhatian. Strategi yang diterapkan meliputi peningkatan akses terhadap makanan bergizi, edukasi gizi bagi ibu hamil dan balita, serta pemantauan pertumbuhan anak secara berkala. Program ini melibatkan kerjasama antara petugas kesehatan, kader posyandu, dan keluarga.
Materi diseminasi mencakup edukasi gizi seimbang bagi ibu hamil dan balita, pentingnya ASI eksklusif, sanitasi lingkungan yang layak, serta praktik hidup bersih dan sehat. Peran serta aktif keluarga dan masyarakat sangat ditekankan untuk menciptakan lingkungan yang mendukung tumbuh kembang optimal anak-anak, guna memutus rantai stunting dari hulu
Di Kabupaten Belu, terdapat 209 kasus TBC yang terdeteksi dari target 817 kasus hingga Juni 2025, ini menunjukkan kesenjangan yang besar (608 kasus atau 74,47%). Untuk mengatasi hal ini, diperlukan upaya peningkatan kesadaran masyarakat melalui kampanye edukasi yang masif dan peningkatan aksesibilitas layanan kesehatan. Pemerintah daerah perlu meningkatkan upaya sosialisasi dan memastikan masyarakat mudah mendapatkan pemeriksaan dan pengobatan TBC.
Wakil Bupati Belu menegaskan bahwa Saat ini Pemerintah Kabupaten Belu telah mencapai Universal Health Coverage untuk menjamin seluruh masyarakatnya memperoleh pelayanan kesehatan secara gratis hanya menggunakan KTP/Kartu Keluarga di semua fasilitas kesehatan yang ada di Kabupaten Belu.
“Semoga pengobatan gratis dengan menggunakan KTP dapat juga meningkatkan capaian program Tuberkulosis, dan tentunya berdampak pada upaya penanggulangan Stunting di Kabupaten Belu” ujar Wakil Bupati Belu.
Kegiatan ini tidak hanya sekadar memberikan informasi, tetapi juga memfasilitasi diskusi interaktif dan simulasi praktis, memastikan setiap peserta memahami betul peran mereka dalam menciptakan kelurahan/desa yang siaga dan bebas dari TBC serta stunting. Diharapkan, dengan semakin tingginya tingkat kesadaran dan partisipasi masyarakat, Kabupaten Belu dapat segera mencapai target eliminasi TBC dan menurunkan angka stunting secara signifikan, demi generasi Belu yang lebih sehat dan produktif.

Kegiatan ini dihadiri Oleh Wakil Ketua II DPRD Kabupaten Belu, Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Belu, Kepala Bidang P2P Dinas Kesehatan Kabupaten Belu, Wakil Supervisor Tuberkulosis (Wasor TB) Kabupaten Belu, Wasor TB Dinkes Provinsi NTT, Perwakilan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Kabupaten Belu, Stop TB Partnership Indonesia, Ketua Tim Kerja (Katimja) Gizi, Katimja Kesling, Direktur RSUD Mgr.Gabriel Manek,SVD Atambua, Direktur Rumah Sakit Sito Husada Atambua, Direktur Rumah Sakit Tk. IV 09.07.04. Atambua, Direktris Rumah Sakit Katolik Marianum Halilulik, Para Cama Se-Kabupaten Belu, Para Lurah/Desa Se-Kabupaten Belu dan Para Kepala Puskesmas Se-Kabupaten Belu.