Mengurangi asupan garam (natrium) dalam diet dapat meningkatkan efektivitas obat-obatan antihipertensi seperti ACE inhibitors (misalnya lisinopril) dan ARBs (misalnya losartan). Garam dapat meningkatkan tekanan darah dan mengurangi efek dari obat-obatan ini. Dengan mengurangi garam dalam diet, tekanan darah dapat lebih mudah dikendalikan, memungkinkan obat untuk bekerja lebih efektif dan membantu mencapai target tekanan darah yang diinginkan.
Diet yang kaya akan kalium, seperti yang ditemukan dalam pisang, kentang, dan bayam, dapat mempengaruhi kinerja obat diuretik. Diuretik, seperti hidroklorotiazid, sering digunakan untuk mengurangi tekanan darah dengan meningkatkan pengeluaran natrium dan air melalui urine. Namun, konsumsi kalium yang memadai dapat membantu mengimbangi kehilangan kalium akibat diuretik, menjaga keseimbangan elektrolit, dan mendukung efektivitas obat tanpa menyebabkan efek samping seperti hipokalemia.
Makanan tinggi serat, seperti buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian, dapat membantu menurunkan tekanan darah dan mendukung efektivitas obat-obatan antihipertensi. Serat membantu mengurangi kadar kolesterol dan mendukung kesehatan jantung secara keseluruhan. Ketika dikombinasikan dengan obat seperti beta-blockers (misalnya atenolol) atau calcium channel blockers (misalnya amlodipine), diet tinggi serat dapat meningkatkan manfaat terapi dengan menurunkan tekanan darah secara keseluruhan.
Konsumsi alkohol dapat mempengaruhi efektivitas obat-obatan untuk tekanan darah tinggi seperti ACE inhibitors dan ARBs. Alkohol dapat meningkatkan tekanan darah dan mengganggu mekanisme kerja obat, serta meningkatkan risiko efek samping. Mengurangi atau menghindari alkohol dalam diet dapat mendukung kinerja obat, membantu menurunkan tekanan darah lebih efektif, dan mengurangi risiko komplikasi terkait hipertensi.